• Dalil tentang wudhu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. al-Maidah:6).
• Keutamaan wudhu :
1. Termasuk sebagian iman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. al-Maidah:6).
• Keutamaan wudhu :
1. Termasuk sebagian iman:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ ….» أخرجه مسلم:223
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ bersuci itu sebagian iman….”(HR.Muslim 223).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ bersuci itu sebagian iman….”(HR.Muslim 223).
2. Menghapus dosa-dosa kecil:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ – أَوِ الْمُؤْمِنُ – فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ » أخرجه مسلم:244
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang hamba muslim (mu’min) berwudhu, tatkala ia membasuh wajahnya maka keluarlah dari wajahnya semua dosa yang dilakukan pandangan matanya bersamaan air -atau bersama tetesan air terakhir-, apabila ia membasuh kedua tangannya maka keluarlah semua dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya bersamaan air -atau bersama tetesan air terakhir-, apabila ia membasuh kedua kakinya maka keluarlah semua dosa yang dilakukan kakinya bersamaan air -atau bersama tetesan air terakhir-, maka keluarlah ia dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR.Muslim: 244).
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang hamba muslim (mu’min) berwudhu, tatkala ia membasuh wajahnya maka keluarlah dari wajahnya semua dosa yang dilakukan pandangan matanya bersamaan air -atau bersama tetesan air terakhir-, apabila ia membasuh kedua tangannya maka keluarlah semua dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya bersamaan air -atau bersama tetesan air terakhir-, apabila ia membasuh kedua kakinya maka keluarlah semua dosa yang dilakukan kakinya bersamaan air -atau bersama tetesan air terakhir-, maka keluarlah ia dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR.Muslim: 244).
3. Mengangkat derajat manusia :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَال « أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ ». قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ :« إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ…» أخرجه مسلم:251
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku tunjukkan kepada kalian apa-apa yang Alloh akan menghapus dengannya dosa-dosa dan mengangkat dengannya derajat?” Para sahabat menjawab: “Ya, wahai Rosulullah.” Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu ketika kamu tidak suka….” (HR.Muslim: 251).
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku tunjukkan kepada kalian apa-apa yang Alloh akan menghapus dengannya dosa-dosa dan mengangkat dengannya derajat?” Para sahabat menjawab: “Ya, wahai Rosulullah.” Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu ketika kamu tidak suka….” (HR.Muslim: 251).
4. Anggota wudhu akan bercahaya pada hari kiamat:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: «إِنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ, مِنْ أَثَرِ اَلْوُضُوءِ….» رواه البخاري (136)، ومسلم (246)
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu berkata: saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bersih bercahaya dari bekas wudhu….” (HR.Bukhori:136, Muslim: 246).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: «إِنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ, مِنْ أَثَرِ اَلْوُضُوءِ….» رواه البخاري (136)، ومسلم (246)
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu berkata: saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bersih bercahaya dari bekas wudhu….” (HR.Bukhori:136, Muslim: 246).
5.Sebagai pelepas ikatan syaithon:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ مَكَانَ كُلِّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ ». رواه البخاري( 1142)، ومسلم (776).
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu berkata: saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Syaithon mengikat tiga ikatan pada bagian belakang kepala salah seorang diantara kamu ketika tidur, dia mengencangkan setiap ikatan itu (seraya berkata) malam yang panjang bagimu, maka tidurlah! Jika ia bangun lalu mengingat dzikir kepada Allah, terlepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu maka terlepaslah satu ikatan lagi, dan jika ia sholat terlepaslah satu ikatan lagi, lalu ia menjadi semangat lagi ceria dan jika tidak jiwanya menjadi jelek lagi malas. (HR.Bukhori:1142, Muslim: 776).
• Wudhu yang sempurna:
عنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رضى الله عنه دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا….» رواه البخاري (156 )، ومسلم (226)
Dari Humron maula Utsman dia menceritakan: “Sesungguhnya Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu minta diambilkan air, lalu ia berwudhu. Dia mencuci kedua telapak tangannya sebanyak 3 kali. Kemudian ia berkumur-kumur dan menghirup air kedalam hidungnya. Kemudian ia membasuh wajahnya sebanyak 3 kali. Kemudian ia membasuh tangan kanannya sampai sikunya sebanyak tiga kali. Kemudian ia membasuh tangan kirinya seperti ia membasuh tangan kanannya. Kemudian mengusap kepalanya. Kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kakinya sebanyak 3 kali. Kemudian ia membasuh kaki kirinya seperti ia membasuh kaki kanannya. Kemudian ia (Utsman) berkata: “ saya melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini.” (HR.Bukhori:156, Muslim: 226).
• Kesimpulan tata cara wudhu yang sempurna:
1. Niat berwudhu menghilangkan hadats ( niat dalam hati).
2. Membaca basmalah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ » رواه أبو داود (105) صححه الألباني
“ Tidak sempurna wudhu seseorang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala.” (HR. Abu Daud:105 dishahihkan oleh syaikh al-Albani ).
3. Mencuci kedua telapak tangan sebanyak 3 kali.
4. Berkumur-kumur, Istinsyaq (Menghirup air kedalam hidung) dengan tangan kanan, kemudian Istintsar (Mengeluarkan air dari dalam hidung) dengan tangan kiri dilakukan sebanyak 3 kali.
Di sunnahkan untuk bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan berpuasa. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« بَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا ». رواه أبو داود (421)
“Dan bersungguh-sungguhlah dalam ber-istinsyaq kecuali kamu dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud:142).
5. Membasuh seluruh wajah sebanyak 3 kali.
Di mulai dari ujung tumbuhnya rambut sampai bagian bawah dibatasi dengan dagu, adapun bagian kanan dan kiri dibatasi dengan dua telinga, Seluruh bagian wajah harus terkena air karena ini merupakan anggota wudhu. (ket: surat al-Maidah :6)
bagi orang yang berjenggot disunnahkan untuk menyela-nyelakan jarinya kepangkal jenggot agar air meresap kepangkalnya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَنَس ابْنَ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-«كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنْكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ» رواه أبو داود (541)
Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila berwudhu beliau mengambil satu telapak tangan air, kemudian beliau memasukkannya kebawah dagunya kemudian menyela-nyelakannya kedalam jenggotnya.” (HR. Abu Daud:145)
6. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku sebanyak 3 kali.
Disunnahkan untuk mendahului tangan kanan sebelum tangan kiri berdasarkan hadits Utsman radhiallahu ’anhu, dan juga berdasarkan hadits dari Aisyah radhiallahu ’anha :
إنَّ النَّبِيَّ -صلى الله عليه وسلم-«كَانَ يُحِبُّ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ » رواه البخاري 168) )، ومسلم (268)
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyukai mendahulukan anggota badannya yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci dan disetiap urusan (dalam hal-hal yang baik).” (HR.Bukhori:168, Muslim: 268)
Disunnahkan pula untuk menyela-nyela jari jemari supaya air benar-benar masuk. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أسْبِغِ الوُضُوءَ وَخَلِّلِ الأَصَابِعَ…» رواه أبو داود (421)
“Sempurnakanlah wudhu, sela-selakan jari-jemari…” (HR. Abu Daud:142)
7. Mengusap seluruh kepala dengan kedua telapak tangan sebanyak satu kali.
Caranya: kedua telapak tangan dibasahi air kemudian diusapkan pada kepalanya dari arah depan menuju kebelakang, kemudian dikembalikan kearah semula. Abdullah bin Zaid radhiallahu ’anhu berkata menjelaskan wudhu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
…» ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدِيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَاوَأَدْبَرَ. بَدَأَ بِمُقَّدَمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى المَكاَنِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ …» رواه البخاري (185)
“… kemudian beliau mengusap kepalanya dengan kedua telapak tangannya. Beliau mengusap kearah depan dengan kedua tangannya dan juga kearah belakang. Beliau memulai dari bagian depan kepalanya, kemudian mengusap kearah tengkuknya, kemudian membalikannya ke arah depan…” (HR. Bukhori: 185)
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu ’anhu berkata: saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Syaithon mengikat tiga ikatan pada bagian belakang kepala salah seorang diantara kamu ketika tidur, dia mengencangkan setiap ikatan itu (seraya berkata) malam yang panjang bagimu, maka tidurlah! Jika ia bangun lalu mengingat dzikir kepada Allah, terlepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu maka terlepaslah satu ikatan lagi, dan jika ia sholat terlepaslah satu ikatan lagi, lalu ia menjadi semangat lagi ceria dan jika tidak jiwanya menjadi jelek lagi malas. (HR.Bukhori:1142, Muslim: 776).
• Wudhu yang sempurna:
عنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رضى الله عنه دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا….» رواه البخاري (156 )، ومسلم (226)
Dari Humron maula Utsman dia menceritakan: “Sesungguhnya Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu minta diambilkan air, lalu ia berwudhu. Dia mencuci kedua telapak tangannya sebanyak 3 kali. Kemudian ia berkumur-kumur dan menghirup air kedalam hidungnya. Kemudian ia membasuh wajahnya sebanyak 3 kali. Kemudian ia membasuh tangan kanannya sampai sikunya sebanyak tiga kali. Kemudian ia membasuh tangan kirinya seperti ia membasuh tangan kanannya. Kemudian mengusap kepalanya. Kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kakinya sebanyak 3 kali. Kemudian ia membasuh kaki kirinya seperti ia membasuh kaki kanannya. Kemudian ia (Utsman) berkata: “ saya melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini.” (HR.Bukhori:156, Muslim: 226).
• Kesimpulan tata cara wudhu yang sempurna:
1. Niat berwudhu menghilangkan hadats ( niat dalam hati).
2. Membaca basmalah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ » رواه أبو داود (105) صححه الألباني
“ Tidak sempurna wudhu seseorang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala.” (HR. Abu Daud:105 dishahihkan oleh syaikh al-Albani ).
3. Mencuci kedua telapak tangan sebanyak 3 kali.
4. Berkumur-kumur, Istinsyaq (Menghirup air kedalam hidung) dengan tangan kanan, kemudian Istintsar (Mengeluarkan air dari dalam hidung) dengan tangan kiri dilakukan sebanyak 3 kali.
Di sunnahkan untuk bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan berpuasa. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« بَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا ». رواه أبو داود (421)
“Dan bersungguh-sungguhlah dalam ber-istinsyaq kecuali kamu dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud:142).
5. Membasuh seluruh wajah sebanyak 3 kali.
Di mulai dari ujung tumbuhnya rambut sampai bagian bawah dibatasi dengan dagu, adapun bagian kanan dan kiri dibatasi dengan dua telinga, Seluruh bagian wajah harus terkena air karena ini merupakan anggota wudhu. (ket: surat al-Maidah :6)
bagi orang yang berjenggot disunnahkan untuk menyela-nyelakan jarinya kepangkal jenggot agar air meresap kepangkalnya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَنَس ابْنَ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-«كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنْكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ» رواه أبو داود (541)
Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila berwudhu beliau mengambil satu telapak tangan air, kemudian beliau memasukkannya kebawah dagunya kemudian menyela-nyelakannya kedalam jenggotnya.” (HR. Abu Daud:145)
6. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku sebanyak 3 kali.
Disunnahkan untuk mendahului tangan kanan sebelum tangan kiri berdasarkan hadits Utsman radhiallahu ’anhu, dan juga berdasarkan hadits dari Aisyah radhiallahu ’anha :
إنَّ النَّبِيَّ -صلى الله عليه وسلم-«كَانَ يُحِبُّ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ » رواه البخاري 168) )، ومسلم (268)
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyukai mendahulukan anggota badannya yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci dan disetiap urusan (dalam hal-hal yang baik).” (HR.Bukhori:168, Muslim: 268)
Disunnahkan pula untuk menyela-nyela jari jemari supaya air benar-benar masuk. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أسْبِغِ الوُضُوءَ وَخَلِّلِ الأَصَابِعَ…» رواه أبو داود (421)
“Sempurnakanlah wudhu, sela-selakan jari-jemari…” (HR. Abu Daud:142)
7. Mengusap seluruh kepala dengan kedua telapak tangan sebanyak satu kali.
Caranya: kedua telapak tangan dibasahi air kemudian diusapkan pada kepalanya dari arah depan menuju kebelakang, kemudian dikembalikan kearah semula. Abdullah bin Zaid radhiallahu ’anhu berkata menjelaskan wudhu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
…» ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدِيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَاوَأَدْبَرَ. بَدَأَ بِمُقَّدَمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى المَكاَنِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ …» رواه البخاري (185)
“… kemudian beliau mengusap kepalanya dengan kedua telapak tangannya. Beliau mengusap kearah depan dengan kedua tangannya dan juga kearah belakang. Beliau memulai dari bagian depan kepalanya, kemudian mengusap kearah tengkuknya, kemudian membalikannya ke arah depan…” (HR. Bukhori: 185)
8. Mengusap kedua telinga dengan tangan sebanyak satu kali.
Caranya: Jari telunjuk mengusap bagian dalam dan ibu jari mengusap bagian luar. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
« ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِى أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ أُذُنَيْهِ…» رواه أبو داود (135)
“ Kemudian Beliau mengusap kepalanya dan memasukkan dua jari telunjuknya kedalam dua telinganya, beliau mengusap dengan dua ibu jarinya bagian luar dua telinganya…” (HR. Abu Daud: 135)
*Mengusap dua telinga cukup menggunakan air sisa mengusap kepala yang menempel di tangan, karena telinga bagian dari kepala, Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
«الْأُذُناَنِ مِنَ الرَّأْسِ» رواه إبن ماجه (443)
“ Dua telinga adalah bagian dari kepala”. (HR. Ibnu Majah: 443 dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
9. Membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki sebanyak 3 kali
*Disunnahkan untuk menyela-nyela air kedalam jari-jemari kaki dengan jari kelingking. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ المسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ صاَحِب النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قال: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم إِذَا تَوَضَأَ خَلَّلَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ بِخِنْصِرِهِ…» رواه أبو داود148) )
“ Dari Mustaurid bin Syaddad radhiallahu ’anhu dia berkata: “ Saya melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila berwudhu beliau menyela-nyela jari jemari kakinya dengan jari kelingkingnya.” (HR.Abu Daud: 148)
Caranya: Jari telunjuk mengusap bagian dalam dan ibu jari mengusap bagian luar. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
« ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِى أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ أُذُنَيْهِ…» رواه أبو داود (135)
“ Kemudian Beliau mengusap kepalanya dan memasukkan dua jari telunjuknya kedalam dua telinganya, beliau mengusap dengan dua ibu jarinya bagian luar dua telinganya…” (HR. Abu Daud: 135)
*Mengusap dua telinga cukup menggunakan air sisa mengusap kepala yang menempel di tangan, karena telinga bagian dari kepala, Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
«الْأُذُناَنِ مِنَ الرَّأْسِ» رواه إبن ماجه (443)
“ Dua telinga adalah bagian dari kepala”. (HR. Ibnu Majah: 443 dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
9. Membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki sebanyak 3 kali
*Disunnahkan untuk menyela-nyela air kedalam jari-jemari kaki dengan jari kelingking. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ المسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ صاَحِب النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قال: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم إِذَا تَوَضَأَ خَلَّلَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ بِخِنْصِرِهِ…» رواه أبو داود148) )
“ Dari Mustaurid bin Syaddad radhiallahu ’anhu dia berkata: “ Saya melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila berwudhu beliau menyela-nyela jari jemari kakinya dengan jari kelingkingnya.” (HR.Abu Daud: 148)
Catatan:
1. Makruh membasuh anggota tubuh lebih dari 3 kali (HR. Ahmad 2/180 dan Nasai: 140).
2. Hemat air ketika berwudhu (HR.Bukhori:198, Muslim: 325).
1. Makruh membasuh anggota tubuh lebih dari 3 kali (HR. Ahmad 2/180 dan Nasai: 140).
2. Hemat air ketika berwudhu (HR.Bukhori:198, Muslim: 325).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar