Selasa, 01 Maret 2011

Waspadalah Tipu Daya Syaitan

Oleh: Ari Mardiah Joban
      Siapa syaitan itu? apakah dia itu haqiqi atau maknawi?!  atau dia adalah pemikiran yang buruk dan yang membisikan kejahatan seperti yang disangkakan oleh sebagaian orang? atau syaitan hanyalah ibarat sebuah kejahatan?!
Apa pendapat yang benar tentang masalah ini?!
Yang benar adalah Syaitan termasuk dari golongan jin sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Ada, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim. (QS. al-Kahfi:50).
    Hendaknya kita percaya akan keberadaan jin sebagaimana kita percaya akan keberadaan manusia, dan syaitan itu dari golongan jin sebagaimana disebutkan pada firman Allah diatas. Syaitan akan selalu bersama manusia. Dan setiap manusia ada syaitan yang menyertainya. Adapun dalil yang menerangkan hal itu adalah sabda Nabi Shalallahu a’laihi wasallam:

 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:{ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الْجِنِّ قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: وَإِيَّايَ ,إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ } ) رواه مسلم 2814)

Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu a’nhu berkata: Rasulullah Shalallahu a’laihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin." Mereka bertanya: “Apakah engkau juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: "Aku juga termasuk, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia masuk Islam. Ia hanya memerintahkan kebaikan padaku." (HR. Muslim no. 2814).
   Yang dimaksud pendamping di sini adalah yang terus-menerus bersamanya. Pendamping dari kalangan jin ini terus-menerus menyertai seorang muslim untuk menyesatkan dan menyimpangkannya dari jalan yang lurus. Dan dia selalu membisikkan kejahatan kepada manusia, sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerangkan didalam surat
an-Naas:

 قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)

1.     Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2.     Raja manusia.
3.     Sembahan manusia.
4.     Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5.     yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6.     dari (golongan) jin dan manusia.

      Dalam surat ini dijelaskan, yang selalu memberikan was-was (berbagai kerancuan) dalam hati manusia adalah setan dari kalangan jin dan juga manusia. dengan demikian ayat ini menunjukan bahwa syaitan tidak hanya dari kalangan jin semata melainkan juga dari kalangan manusia.
 Sebagaimana hal ini dapat dilihat dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. al-An’am: 112).

    Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu a’laihi wasallam mengajarkan kita untuk selalu membaca surat an-Naas pada setiap selesai sholat, dzikir pagi dan petang dan ketika menjelang tidur agar kita terhindar dari bisikan syaitan.
     Jika kita mengkaji al-Quran maka akan kita dapati banyak sekali ayat al-Quran yang menerangkan bahwa syaitan adalah musuh manusia yang nyata, diantaranya firman Allah Ta’ala:
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“ dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah: 168)
dan juga firmannya:
وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“ dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. az-Zukhruf: 62)
    Dan masih banyak lagi ayat yang memperingatkan kita untuk berpaling dari syaitan, karena syaitan akan terus berupaya dan dia menggunakan segala macam cara yang dia mampu untuk menyesatkan manusia hingga hari kiamat. hal ini telah diterangkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmannya:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ () إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
      Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis [1] di antara mereka".
[1] Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala
    Setelah kita mengetahui dengan jelas bahwa syaitan adalah musuh yang nyata bagi kita, tentunya kita harus berhati-hati dan waspada darinya. Dan agar kita bisa terhindar dari tipu daya syaitan sepatutnyalah kita mengetahui tempat masuknya syaitan dalam diri kita, sehingga kita dan menepisnya dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghalanginya. adapun tempat masuknya syaitan pada diri manusia banyak caranya, namun dalam tulisan ini saya berusaha menyebutkan beberapa tempat yang biasa dilalui syaitan untuk menyesatkan manusia. diantaranya:
1.     Syaitan masuk melalui adu domba antara kaum muslimin dan melalui prasangka buruk.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasanya Rasulullah Shalallahu a’laihi wasallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ ( رواه مسلم 2812)
Sesungguhnya syaitan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia mengadu domba di antara mereka.” (HR. Muslim no. 2812)
 Syaitan akan selalu mencari celah agar bisa menyesatkan manusia, sekecil apapun celahnya, dia akan berusaha menerobosnya, sampai jika dia telah berputus asa, maka dia akan mengadu domba diantara kaum muslimin. 
    Di antara bentuknya adalah mereka melemparkan fitnah dan permusuhan di tengah-tengah manusia, karena hal itu bisa menyebabkan umat manusia saling membenci, menjauhi, memutuskan hubungan, bahkan sampai berperang. Karenanya wajib atas setiap muslim untuk waspada dari semua fitnah yang dilemparkan oleh syaitan ke tengah-tengah kaum muslimin, karena hal itu bisa memecah belah dan melemahkan persatuan mereka.
   Hendaknya Kaum muslimin mengingat bahwa tujuan terbesar dari Iblis (syaitan) adalah agar umat manusia melakukan kekafiran dan kesyirikan kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi jika mereka tidak sanggup karena banyaknya ilmu agama yang tersebar di tengah-tengah kaum muslimin, maka langkah terakhir mereka guna untuk menghancurkan kaum muslimin adalah dengan menebarkan kebencian dan adu domba di antara mereka.
lalu selanjutnya yang akan dilakukan syaitan yaitu menimbulkan prasangka yang buruk pada hati setiap kaum muslimin. hal ini sebagaimana yang di gambarkan Rasulullah Shalallahu a’laihi wasallam  dalam hadits shahih dari Anas mengenai kisah Shofiyah yang mengunjungi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sedangkan saat itu beliau sedang i’tikaf. Ketika itu beliau keluar bersama Shofiyah karena waktu itu malam hari untuk menemaninya ke rumahnya. Di tengah jalan, Nabi ditemui oleh dua orang Anshor. Ketika mereka berdua melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka lantas berjalan dengan cepatnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda:

« عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ » . فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا - أَوْ قَالَ - شَيْئًا »
“Hendaklah kalian pelan-pelan saja jalannya. Ini adalah Shofiyah binti Huyay (istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).” Mereka berdua pun lantas mengatakan, “Subhanallah (Maha Suci Allah), wahai Rasulullah.”  Beliau lantas bersabda, “Sesungguhnya syaitan mengalir dalam diri manusia di tempat mengalirnya darah. Aku sungguh khawatir jika kejelekan telah merasuk ke dalam hati-hati kalian – atau hati kalian berkata sesuatu -.” (HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175, dari Shofiyah binti Huyay)
2.     Syaitan masuk menghiasi perbuatan bid’ah pada diri manusia.
      Syaitan akan masuk melalui jalan ini dan berkata kepada manusia bahwa orang-orang pada zaman sekarang telah jauh dari agamanya maka hendaknya kita menambah amalan atau ibadah(yang tidak ada syariatnya), agar mereka kembali kepada agama, dan syaitan akan terus mengatakan tambahkanlah amalan, karena dengan banyaknya amalan adalah sebuah kebaikan. Padahal amalan ibadah tidak hanya tergantung dari banyak atau tidaknya, amalan seseorang baru akan diterima jika terpenuhi dua syarat:
1. Ikhlas karena Allah Ta’ala
2. Ittiba’ yaitu: Sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
              Jika seseorang menambah amalan atau mengada-ada dalam beribadah ini adalah perbuatan bid’ah, sedang perbuatan bid’ah itu akan menjerumuskan orang kedalam kesesatan yang pada akhirnya akan di jerumuskan kedalam api neraka. Dan Syaitan akan selalu menghiasi jalan ini dan menganggap hal ini merupakan suatu kebaikan hingga manusia kedalam kesesatan.
3.     Syaitan akan masuk melalu pintu kesempurnaan
     Syaitan akan menipu manusia dengan membuatnya merasa sempurna, dan merasa dirinya lebih baik daripada orang lain. sehingga akan muncul rasa sombong dan berbangga diri serta merendahkan orang lain
4.     Syaitan akan masuk melalu pintu ketakutan
Dalam hal ini syaitan akan memberikan rasa takut kepada manusia dengan dua cara;
1. Takut dari wali-wali syaitan
    Syaitan akan memberi rasa takut kepada manusia dari bala tentaranya, sehingga syaitan berkata: Hati-hatilah dari mereka, mereka mempunyai kekuatan yang besar.   hal ini telah diterangkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmannya:

إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
  “ Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman. ” (QS. Ali-Imran: 175).

2. Takut dari kemiskinan
  Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
  “ syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir). ” (QS. al-Baqarah: 268)
    Syaitan akan menghiasi rasa takut akan kemiskinan dalam hati manusia sehingga manusia menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan harta, tanpa menghiraukan jalan yang ditempuh padahal dia seorang muslim. Dalam hal ini syaitan akan tertawa jika mendapati seorang muslim melakukan hal tersebut, padahal disisi lain Allah telah menjelaskan kepada kita dalam firmannya:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. at-Thalaq: 2-3).
    Maka yang seharusnya dilakukan seorang muslim adalah berusaha dengan jalan yang benar dan halal kemudian bertawakal kepada-Nya, insya Allah, Allah akan memberi rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka sesuai janjiNya.
v Adapun sarana yang dapat membantu syaitan dalam melakukan tugasnya yaitu:
1. Kebodohan
2. Hawa nafsu dan lemahnya keikhlasan dan lemahnya agama.
3. lalai dalam memperhatikan tempat masuknya syaitan.
v Adapun penghalangnya yaitu:
1. keimanan kepada Allah Ta’ala
2. Menuntut ilmu syar’i yang benar
3. Ikhlas dalam beragama
4. Berdzikir kepada Allah Ta’ala serta selalu meminta perlindungan dari syaitan yang terkutuk.
  Mudah-mudahan kita semua dapat terhindar dari tipu daya syaitan. Wallahu Ta’ala  A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar