عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ
رَجُلاً شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَسْوَةَ قَلْبِهِ ،
فَقَالَ لَهُ : إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ،
وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ “. (السلسلة الصحيحة) 2/533
Dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu berkata: Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah Shalallahu
'alaihi wasallam akan hatinya yang keras. Maka Rasulullah bersabda: Jika engkau
ingin lembut hatinya beri makan orang-orang miskin dan usaplah kepala anak
yatim (Silsilah ash-Shahihah 2/533)
Faidah hadits:
1.Yatim adalah anak kecil yang ditinggal mati
oleh bapaknya sebelum usia baligh, jika sudah baligh bukan disebut yatim.
2. Hadits ini sebagai petunjuk nabi bagi siapa
saja yang mendapati hatinya keras agar memberi makan orang miskin dan menyentuh
kepala anak yatim agar hatinya menjadi lembut, karena dengan menyentuh kepala
anak yatim kita bisa merasakan keterasingan anak kecil ini dan perasaan takut
akan kehilangan orang yang mengasuhnya, sehingga kita berusaha
membahagaikannya, memelihara dan membantunya. Dengan melihat keadaan anak kecil
ini akan membuat hati kita yang keras menjadi lembut. Demikian pula ketika kita
memberi makan orang miskin, kita akan mensyukuri nikmat yang Allah berikan,
dengan melihat keadaan orang yang kurang (keadaan ekonominya) daripada
kita. Berbeda jika kita melihat orang yang lebih kaya, ini akan
membuat kita mengingkari atau menghina nikmat yang telah Allah berikan.
Allah berfirman:
وَلَا
تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa
yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal”. (Thaha:20)
Rasulullah bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ
أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ
أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
"Lihatlah kepada orang yang kurang daripada kamu dan jangan kamu
melihat kepada orang yang di atas kamu! Karena yang demikian adalah lebih layak
untuk kamu tidak menghinakan nikmat Allah kepadamu". (HR. Ahmad)
Wallahu Ta'ala A’lam
Wallahu Ta'ala A’lam
By: Ari Mardiah Joban
Muroja'ah: Ust.Fuad Hamzah Baraba', Lc